FUNGSI
BERBAGAI MACAM PERKAKAS TANGAN
1.
Ragum
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang
akan dikikir, dipahat, digergaji, ditap, diseney, dan lain-lain.
Dengan memutar tangkai (handle)
ragum, maka mulut ragum akan menjepit atau membuka benda kerja yang dikerjakan.
Bibir dari mulut ragum harus dijaga baik-baik, jangan sampai rusak akibat
terpahat, terkikir dan sebagainya.
Bila menggunakan ragum, letakkan alat perkakas yang kebetulan tidak
dipergunakan di waktu bekerja, di atas meja kerja di sebelah kiri dan kanan
ragum, sehingga tidak bertumpuk. Meletakkannya adalah sedemikian rupa, sehingga
di sebelah kiri ragum ditempatkan alat-alat ukur dan di sebelah kanan ialah
kikir, palu, pahat dan sebagainya.
2.
Kikir
Kikir adalah alat perkakas tangan yang berguna untuk pengikisan
benda kerja. Dilihat dari bentuk penampangnya, kikir mempunyai bermacam-macam
bentuk dan kegunaannya, antara lain:
a. Kikir plat, untuk pengikiran bidang rata
b. Kikir pilar, untuk pengikiran bidang
yang besar
c. Kikir segiempat, untuk pengikiran
penampang persegi maupun lubang segiempat
d. Kikir segitiga, untuk lubang segitiga
maupun runcing 600 atau lebih
e. Kikir pisau, untuk alur pasak dan ekor
burung dengan sudut kurang dari 600
f. Kikir bulat, untuk lubang bulat, rongga cekung
g. Kikir setengah bulat, sisi ratanya untuk
bidang rata, sisi bundar untuk rongga bundar/cekung
h. Kikir silang, untuk lekukan dan
pembulatan
3.
Pahat Tangan
Pahat tangan (jenis pahat dingin) digunakan untuk memahat atau
menyayat benda kerja dalam keadaan dingin.
Menurut bentuk dan kegunaannya, pahat dingin dibagi menjadi
bermacam-macam, yaitu:
a. Pahat plat/pipih, mempunyai kegunaan
yang luas, misalnya untuk meratakan bidang, pengikisan bidang cembung, memotong
plat, baut dan paku keling
b. Pahat alur/silang, digunakan untuk
membuat alur-alur sempit, alur minyak
c. Pahat dam, untuk memotong bahan yang
tebal, umumnya diawali dengan pengeboran secara berderet
d. Pahat setengah bulat/kuku, digunakan
untuk membuat alur bulat dan juga untuk
meralat permulaan pengeboran yang salah
e. Pahat dimon, digunakan untuk
membersihkan sudut-sudut dalam, membuat alur V, meralat permukaan pemboran yang
salah.
a) Pahat
plat/pipih
b) Pahat
alur/silang
c) Pahat
dam
d) Pahat
setengah bulat/kuku
e) Pahat
dimon
4.
Palu
Palu merupakan alat pemukul yang terbuat dari baja dengan kedua
ujungnya dikeraskan. Pada bengkel kerja bangku, palu yang sering dipakai
adalah:
a. Palu konde (ball peen)
b. Palu pen searah (straight peen)
c. Palu pen melintang (cross peen)
Selain itu ada pula palu yang terbuat dari plastic, kayu, atau
tembaga. Ukuran kayu ditentukan oleh beratnya, misalnya 0,6 kg, 1 kg
danlain-lain.
5.
Obeng
Obeng secara umum digunakan untuk mengencangkan sesuatu sekrup
terhadap suatu pasangannya, baik yang berupa kayu, plastic atau besi sekalipun.
Menurut penggunaannya obeng digunakan menurut nomernya, dari mulai
1, 2, 3 atau lebih tergantung dari kebutuhan.
Adapun jenis obeng yang umum kita ketahui diantaranya:
a. Obeng plat, untuk alur keras
b. Obeng kembang/philiph, untuk alur
khusus.
6.
Sekrap Tangan
Sekrap tangan bentuknya bermacam-macam sesuai dengan fungsi dan
penggunaannya. Pengerjaan penyekrapan adalah menghilangkan
noda-noda/tanda-tanda pada permukaan benda kerja untuk menghasilkan permukaan
yang licin dan rata sehingga mencapai ukuran yang tepat.
Pelat sekrap mempunyai bentuk mata pemotong yang rata.
Pelat sekrap dengan mata potong bulat, digunakan untuk meratakan
permukaan yang sebelumnya telah diperiksa dahulu pada meja rata.
Sekrap keruk, dipergunakan untuk menyekrap bagian tengah pada
permukaan yang berukuran luas/lebar.
Sekrap setengah bundar, untuk menyekrap permukaan bagian dalam yang
berbentuk lingkaran seperti bantalan poros.
Sekrap mata pemotong segitiga dipergunakan untuk menyekrap seluas
permukaan yang berbentuk segitiga.
Sekrap mata pemotong bulat berbentuk hidung sapi, dipergunakan untuk
menyekrap permukaan yang berbentuk lingkaran.
7.
Gergaji Tangan
Daun gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang
sederhana, bagian sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan
daun gergaji pada umumnya terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS high speed steel) dan baja tungsten (tungsten steel).
Sengkang/ tangkai gergaji tangan pada umumnya ada dua macam, yang
tetap (untuk panjang daun gergaji 300 mm) dan yang dapat disetel (untuk panjang
daun gergaji 250 – 300 mm).
Spesifikasi daun gergaji
tangan meliputi jenis, bukaan gigi, jumlah gigi tiap panjang 1 inchi dan
panjang daun gergaji ditentukan oleh jarak sumbu lubang. Contoh penulisan
spesifikasi daun gergaji secara lengkap : Single cut-straight set-18T-12".
No.
|
Jumlah
gigi tiap inchi
|
Pemakaian
|
|
Jenis
bahan
|
Tebal
bahan minimum
|
||
1.
|
14
|
Lunak (almunium,
kuningan, besi tuang)
|
5.5 mm
|
2.
|
18
|
Lunak sd sedang
(baja perkakas, baja lunak)
|
4.2 mm
|
3.
|
24
|
Sedang sd keras (baja propel, pipa baja, pipa besi
tuang)
|
3,2 mm
|
4.
|
32
|
Keras (pelat tipis, pipa tipis)
|
2,4 mm
|
A.
PENGGUNAAN RAGUM
1. Menentukan
bidang dasar
Yang dimaksud dengan bidang dasar adalah bidang yang dijadikan acuan
untuk pengambilan ukuran, kesikuan dan kesejajaran terhadap bidang lain. Suatu
pekerjaan yang berbentuk balok, minimal harus mempunyai 3 bidang dasar, di mana
bidang dasar tersebut diambil dari bidang yang berbatasan satu sama lain.
2. Mengatur
ketinggian ragum
Ketinggian ragum harus diatur sesuai dengan kebutuhan pengerjaan.
Untuk pengerjaan kasar, di mana tenaga pengerjaan diperlukan lebih besar,
tinggi ragum diatur lebih rendah. Untuk pengerjaan presisi, ragum diatur lebih
tinggi dan untuk pengerjaan yang umum, tinggi ragum diatur setinggi siku pada
lengan.
3. Pencekaman
benda kerja
Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja, untuk membuka rahang
ragum dilakukan dengan cara memutar tangkai/tuas pemutar ke arah kiri
(berlawanan arah jarum jam) sehingga batang berulir akan menarik landasan tidak
tetap pada rahang tersebut, demikian pula sebaliknya untuk pekerjaan pengikatan
benda kerja tangkai pemutar diputar ke arah kanan (searah jarum jam).
B. MENGGERGAJI
1.
Daun gergaji tangan
Daun gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang
sederhana, bagian sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan
daun gergaji pada umumnya terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS high speed steel) dan baja tungsten (tungsten steel).
2.
Pemilihan Daun Gergaji Berdasarkan Spesifikasi
Spesifikasi daun gergaji tangan meliputi jenis, bukaan gigi, jumlah
gigi tiap panjang 1 inchi dan panjang daun gergaji ditentukan oleh jarak sumbu
lubang. Contoh penulisan spesifikasi daun gergaji secara lengkap : Single
cut-straight set-18T-12".
Tabel 9. Jenis daun
gergaji berikut fungsinya
No.
|
Jumlah gigi
tiap inchi
|
Pemakaian
|
|
Jenis bahan
|
Tebal bahan
minimum
|
||
1.
|
14
|
Lunak
|
5.5
mm
|
2.
|
18
|
Lunak sd
sedang
|
4.2
mm
|
3.
|
24
|
Sedang sd
keras
|
3,2
mm
|
4.
|
32
|
Keras
|
2,4
mm
|
3.
Kecepatan langkah menggergaji
Kecepatan langkah menggergaji bisa dianggap sama dengan kecepatan
langkah mengikir untuk ukuran panjang yang sama. Hal ini dapat dipahami karena
jenis bahan daun gergaji sama dengan jenis bahan kikir, yaitu dari baja karbon.
Jadi kecepatan langkah untuk menggergaji baja lunak adalah sekitar 40 langkah
permenit.
4.
Pemasangan daun gergaji
Dalam pemakaiannya, daun gergaji dipasang pada sengkang. Posisi
pemasangan daun gergaji dapat disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan. Ketentuan
pemasangan daun gergaji adalah sebagai berikut :
a.
Gigi
gergaji harus menghadap ke muka
b.
Ketegangannya
harus cukup, sehingga tidak terjadi lekukan pada waktu dipakai.
5.
Pemegangan dan penekanan gergaji
Cara menggergaji hampir mirip dengan cara mengikir, yang berbeda
adalah cara pemegangan. Untuk pemotongan yang berat, tekanan gergaji cukup
besar, namun untuk pemotongan yang perlu lurus hasilnya, tekanan gergaji harus
ringan.
6.
Langkah penggergajian
a.
Membuat
alur
Tinggi mulut catok/ragum sama seperti pada waktu mengikir, bagian
yang digergaji harus sedekat mungkin dengan mulut catok/ragum. Pada permulaan
menggergaji, tahan sisi gergaji dengan ibu jari. Namun untuk pemotongan yang
dianggap presisi, sebelum digergaji benda kerja harus ditandai terlebih dahulu
dengan kikir segitiga sebagai jalan awal penggergajian.
|
b.
Awal penggergajian
Sebagai awal penggergajian kedudukan gergaji, menyudut ± 30º,
selanjutnya gergajilah bagian sisi terlebih dahulu yang lambat laun sudutnya
makin kecil. .
c.
Pemotongan
benda kerja Potonglah benda kerja pada bagian yang dekat dengan mulut
d.
Bahan
lebih lebar
Bila bahan yang akan digergaji melebihi lebar sengkang gergaji, maka
pemasangan daun gergaji harus diputar 90º.
7.
Pemeliharaan gergaji
a.
Tebal
minimal bahan yang dipotong adalah 2 x pitch gigi (tiga gigi harus selalu
berada pada daerah pemotongan). Hal ini diperlukan untuk menghindari gigi
rontok.
b.
Perhatikan
pada waktu pemasangan, arah gigi harus menghadap ke depan
c.
Pengencangan
tidak membuat sengkang menjadi bengkok namun daun gergaji terikat dengan kuat
dan aman
d.
Setelah
digunakan, sengkang gergaji dikendorkan dengan cara mengendorkan mur
pengencang.
e.
Untuk
pemotongan yang dianggap presisi atau perlu lurus, penekanan gergaji diatur
cukup ringan dan diawali dengan kikir segitiga.
C. MENGIKIR
1.
Cara Memegang Tangkai
Cara memegang tangkai kikir yang betul adalah ibu jari ditempatkan
di bagian atas tangkai kikir, sedangkan keempat jari tangan melingkar di bagian
bawah tangkai kikir. Untuk mengikir permukaan bagian tebalnya, kedudukan kikir
diserongkan 250 terhadap garis siku dari sisi memanjang benda kerja.
Untuk menghasilkan permukaan yang rata pada bidang persegi yang
luas, lakukan cara pengikiran menyilang yang selanjutnya dibuat arah sejajar
bidang pinggir. Tanda panah menunjukkan arah jalannya kikir.
Cara pertama untuk mengikir permukaan bulat, adalah gerakan kikir
waktu didorong harus bersamaan digeser ke samping mengikuti bulatnya permukaan.
Cara kedua untuk mengikir permukaan yang bulat, ialah pada waktu
kikir didorong ke muka bersamaan dengan menekan tangkai kikir ke bawah
mengikuti bulatnya.
Untuk mengikir bulatnya bidang cekung gunakanlah kikir 1/2 bulat.
Pada waktu kikir didorong ke muka bersamaan pula dengan menggerakkan kikir ke
samping.
1.
Penggunaan Macam-macam Bentuk Kikir
Bentuk kikir rata yang dipakai untuk mengikir setiap permukaan yang
rata.
Bentuk kikir cekung yang
dipakai untuk mengikir permukaan yang berbentuk cekung.
Kikir segitiga yang dipakai untuk mengikir permukaan berbentuk V
(menyudut).
Kikir segiempat yang dipakai untuk mengikir bentuk lubang yang
persegi empat.
Memperlihatkan bentuk kikir 1/2 bulat yang dipakai untuk mengikir
bidang yang berbentuk lubang bulat (1/2 bulat).
B. MEMAHAT
Pada pekerjaan tukang logam, pengerjaan memotong yang dilakukan
dengan mempergunakan pahat atau palu disebut memahat. Untuk memahat sebuah
benda kerja yang dijepit pada ragung, hendaklah memegang pahat dan palu pada
posisi badan mengikuti ketentuan-ketentuan yang diharuskan.
Setiap saat setelah dipukul, diungkitkan ke atas sehingga berbentuk
sudut antara, sehingga medan potong akan bertambah panjang, karena tambahan
tenaga diperlukan untuk memotong bahan.
Cara memahat sepotong pelat logam yang dijepit pada ragum dengan
tebal tidak lebih dari 4 mm. pada pengerjaan seperti ini harus diperhatikan
agar mulut ragum jangan sampai rusak.
Cara pengerjaan
memahat pelat yang lebar dan berliku-liku dengan mempergunakan pahat pelat yang
mempunyai mata pemotong bulat.
Cara memotong pelat logam tipis dengan pahat, hendaknya di bawah
pelat yang akan dipotong diberi bantalan kayu atau logam lunak. Agar tidak
mengalami kerusakan, sebaiknya buatlah terlebih dahulu lubang-lubang diluar
garis batas pemotongan dan mata pemotong dari pahat dimiringkan terhadap
permukaan bahan dengan mengikuti garis pemotongan.
Cara memahat bagian-bagian bidang yang luas dengan pahat pelat,
dengan memiringkan pemahatan terlebih dahulu bulatlah alur-alur dengan pahat
toreh/alur. Bilamana pemahatan hamper sampai pada bagian tepi, pemotongan
janganlah diteruskan, hendaknya pemahatan dilanjutkan setelah kedudukan benda
kerja diputar, hal ini agar mencegah patahnya bahian ujung dari benda kerja.
C. MENGETAP
DAN MENYENAI
Tap dan sney adalah alat untuk membuat ulir. Tap adalah untuk
membuat ulir dalam (mur), sedangkan Sney adalah untuk membuat ulir luar (baut).
Contoh penulisan spesifikasi tap dan snei adalah sebagai berikut:
a.
Tap/snei
M10 x 1,5
Artinya adalah: M = Jenis ulir metric, 10 = Diameter nominal ulir
dalam mm, 1,5 = Kisar ulir
b.
Tap/snei W
1/4 x 20, W 3/8 x 16
Artinya adalah: W = Jenis ulir Witworth , ¼ = Diameter nominal ulir
dalam inchi, 20 = Jumlah gang ulir sepanjang satu inchi
1.
Tap
Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 (Intermediate tap) mata potongnya tirus
digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2
(Tapper tap) untuk pembentukan ulir,
sedangkan tap no. 3 (Botoming tap)
dipergunakan untuk penyelesaian.
Sebelum melakukan pengetapan, benda kerja harus dibor terlebih
dahulu dengan ukuran diameter bor tertentu. Penentuan diameter lubang bor untuk
tap ditentukan dengan rumus:
D = D'– K
Dimana :
D = Diameter bor (mm/inchi)
D’ = Diameter nominal ulir (mm/inchi)
K = Kisar (gang)
Contoh :
a.
Diameter
lubang bor untuk mur M10 x 1,5 adalah 10 – 1,5 = 8,5 mm
b.
Diameter
lubang bor untuk mur W3/8”x 16 adalah
3/8” – 1/16” = 5/16 “
Untuk melakukan penguliran dengan
menggunakan tap diperlukan alat bantu yaitu tangkai tap/pemutar tap. Ukuran
dari tangkai tap sangat tergantung pada besar diameter tap yang akan digunakan.
Untuk itu tap dibuat bervariasi dari ukuran kecil sampai besar.
Langkah kerja pembuatan ulir dengan
tap adalah sebagai berikut :
§ Jepit benda kerja pada ragum secara
benar dan kuat
§ Pasang tap konis pada tangkai tap
§ Tempatkan mata tap tegak lurus pada
lubang (periksa dengan menggunakan siku-siku)
§ Tekan hingga masuk dalam lubang kemudian
putar tangkai tap ke kanan (searah dengan putaran jarum jam). Pemutaran harus
tegak lurus.
§ Pemutaran kira-kira sebesar 900,
kemudian putar kembali ea rah kiri. Maksud pemutaran kembali adalah untuk memotong
beram yang belum terpotong dan memberikan kesempatan beram-beram hasil
pemotongan keluar dari lubang
§ Berikan pelumasan selama prose
pengetapan, kecuali untuk pengetapan bahan dari besi
§ Lakukan pengetapan hingga selesai,
kemudian ulangi langkah pengetapan dengan menggunakan tap antara. Setelah
selesai ulangi langkah pengetapan dengan menggunakan tapa rata/finishing.
2.
Sney
a. Snei pejal
Snei jenis ini berbentuk segi enam
atau bulat. Untuk memudahkan dalam penguliran awal maka pada snei jenis ini
tidak seluruh mata potongnya sama besar, tetapi sedikit tirus pada bagian mata
pemotong awal. Dengan demikian benda kerja dapat masuk ke dalam snei sedikit
mudah.
b. Snei Bercelah (Split die)
Snei jenis ini banyak digunakan
untuk pembuatan ulir luar, karena ia memiliki kelebihan dari pada snei pejal.
Kelebihan tersebut antara lain besar diameternya dapat diperbesar dan diperkecil
sampai ukuran standarnya. Dengan demikian pada waktu penguliran pendahuluan
diameternya diperbesar dan pada waktu finishing diameternya dikembalikan pada
ukuran standarnya. Pengaturan tersebut dengan menggunakan baut penyetel.
Untuk membuat ulir dengan
menggunakan snei dibutuhkan alat bantu yaitu pemegang snei. Pada pemegeng snei
ini dilengkapi dengan baut-baut pengikat, agar snei tidak ikut berputar saat
melakukan pemotongan/penguliran
Langkah kerja pembuatan ulir dengan
snei adalah sebagai berikut:
§ Persiapkan benda kerja dan jepit pada
ragum secara tegak lurus. Pasang snei pada pemegangnya dan kuncikan baut pengikatnya.
§ Tempatkan snei pada benda kerja dengan
posisi datar, kemudian tekankan snei hingga benda kerja masuk pada snei.
Lakukan penekanan sambil snei diputarkan searah dengan arah jarum jam.
§ Pemutaran atau pemakanan kira-kira 600,
kemudian dikembalikan pada posisi semula. Pemutaran kembali dimaksudkan untuk
memotong beram dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta memberikan
kesempatan beram keluar dari snei.
§ Lakukan pekerjaan langkah di atas secara
terus menerus dan berikan minyak pelumas untuk mendingingkan snei dan untuk
membantu mengeluarkan beram.
§ Untuk pembuatan ulir dengan snei
bercelah, maka ulangi kembali penguliran dengan terlebih dahulu menyetel kembali
lebar pembukaan snei. Demikian seterusnya sampai ukuran snei kembali pada
ukuran standarnya.
§ Periksa hasil snei dengan menggunakan
mal ulir, seterusnya bersihkan ulir dan snei.
0 komentar:
Posting Komentar