Kamis, 19 November 2015

Modul II
Perancangan dan Pengukuran Kerja

Kompetensi pokok bahasan :
·         Mampu melakukan pengukuran kerja, prosedur pengukuran kerja dengan beberapa metode pengukuran kerja (stop watch dan sampling kerja).
·         Mampu melakukan evaluasi dan perbaikan metode kerja.
·         Mampu melaksanakan perancangan fasilitas dan alat kerja.

Analisis Perancangn Kerja (Method Engineering)
            Tujuan dari method engineering adalah melakukan perbaikan metode kerja disetiap bagian untuk meningkatkan fleksibilitas sistem kerja, kepuasan pelanggan dan meningkatkan produktivitas kerja.

Studi Kerja (work Study)
            Perbaikan proses, prosedur dan tata cara pelaksanaan penyelesaian pekerjaan. Perbaikan dan penghematan penggunaan material, mesin/fasilitas kerja serta tenaga kerja. Perbaikan  tata ruang kerja yang mampu memberikan suasana kerja/lingkungan kerja yang lebih aman dan nyaman. Pendayagunaan usaha manusia dan pengurngan gerakan-gerakan (motion) kerja yang tidak perlu ataupun penyederhanaan kerja (work simplification).
            Tujuan penyederhanaan kerja adalah mencari cara kerja yang terbaik (lebih mudah, lebih cepat, efisien, efektif, dan menghindari pemborosan material, waktu, tenaga dll). Lima langkah penyederhanaan kerja :
1.    Memlilih kegiatan kerja : yaitu kegiatan yang tidak efisien atau kegiatan yang penyelesaiannya lambat dan ingin diperbaiki.
2.    Pengumpulan dan pencatatan data / fakta yang berkaitan dengan metode kerja yang selama ini dilaksanakan : informasi yang berkaitan dengan urutan kegiatan, gerakan-gerakan kerja, layout dll.
3.    Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah-langkah yang tidak efisien dicari sebab-sebabnya.
4.    Usulan alternatif metode kerja yang lebih baik diusulkan MK yang dianggap efisien dan efektif, sebelum usulam diputuskan terlebih dahulu di uji coba.
5.    Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru. Pengaplikasian alternatif MK yang lebih baik untuk menggantikan metode yang lama, evaluasi.

Macam-Macam Peta Kerja
Peta proses operasi
-       Peta proses operasi
-       Diagram aliran
-       Peta pekerja dan mesin
-       Peta tangan kiri dan tangan kanan

Peta proses operasi
            Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku meengenai urut-urutan operasi dan pemeriksaan. Kegunaan peta aliran proses :
1.    Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas berakhir.
2.    Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses berlangsung.
3.    Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja.
4.    Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses.

Perbedaan peta proses operasi dan peta aliran proses :
1.    Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas dasar termasuk transportasi, menunggu dan penyimpanan. Sedangkan peta proses operasi terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja.
2.    Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang diproses secara lebih lengkap dibandingkan peta proses operasi.
3.    Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan.
4.    Peta aliran proses hanya menggambarkan dan digunakan untuk menganalisa salah satunkomponen dari produk yang dirakit.

Pengukuran kerja (Work Measurement)
1.    Suatu aktivitas untuk menentukan waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh seorang operator (yang memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal.
2.    Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran waktu (time study), yaitu waktu standar atau waktu baku.

Pengukuran waktu :
1.    Pengukuran waktu secara langsung :
·         Pengukuran dengan stopwatch
·         Sampling kerja
2.    Pengukuran waktu secara tidak langsung :
·         Data waktu baku
·         Data waktu gerakan, dll.

Pengujian Data
·         Uji kecukupan data
Untuk memastikan bahwa data yang telah dikumpulkan telah cukup secara objektif. Pengujian kecukupan data dilakukan dilakukan dengan berpedoman pada konsep statistik, yaitu derajat ketelitian dan tingkat keyakinan/kepercayaan. Derajat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah mencerminkan tingkat kepatian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran dalam jumlah banyak (populasi).
·         Derajat ketelitian (degree of accuracy)
Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya.
·         Tingkat keyakinan (convidence level)
Menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian data waktu yang telah diamati dan dikumpulkan.

Penyesuain (Rating Factor)
Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tidak selamanya bekerja dalam kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalnya tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja.
Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan menili seberapa jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya dalam melakukan penyesuaian.
Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata dengan faktor penyesuaian (p).
Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :
-       Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p nya lebih besar dari satu (p > 1).
-       Bila operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p = 1).
-       Bila operator bekerja dibawah normal, maka harga p nya kurang dari satu (p < 1)

Metode-metode untuk menentukan penyesuaian :
1.    The westing house system
Sistem ini dikembangkan westing house electric corporation dengan mempertimbangkan empat faktor yaitu keterampilan, usaha, kondisi, dan konsistensi.
2.    Synthetic rating
Dikembangkan oleh morrow, synthetic rating mengevaluasi kecepatan operator dari nilai waktu gerakan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
3.    Speed/performance rating
Sistem ini mengevaluasi performansi dengan mempertimbangkan tingkat keterampilan persatuan waktu saja.
4.    Objective rating
Dikembangkan oleh munder dan danner, metode ini tidak hanya menentukan kecepatan aktivitas, tetapi juga mempertimbangkan tingkat kesulitan pekerjaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan pekerjaan adalah jumlah anggota badan yang digunakan, pedal kaki, penggunaan kedua tangan, penanganan bobot.

Kelonggaran (allowance)
Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu kerja operator, karena operator dalam melakukan pekerjaannya sering terganggu pada hal-hal yang tidak diinginkan namun bersifat alamiah, sehingga waktu penyelesaian menjadi lebih panjang (lama).
Kelonggaran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
1.    Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan sesama pekerja,dll.
2.    Kelonggaran untuk menghilangkan kelelehan (fatique)
Rasa fatique tercermin anatara lain dari menurunnya hasil produksi. Bila fatique ini berlangsung terus maka akan terjadi fatique total, yaitu anggota badan tidak dapat melakukan gerakan kerja sama sekali, untuk mengurangi kelelehan si pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk menghilangkan rasa fatique tersebut.
3.    Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindari. Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak terhindarkan :
-       Menerima atau meminta petunjuk pada petugas.
-       Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti mengganti alat potong (komponen) yang patah, memasang kembali komponen yang lepas, dll.
-       Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus dari gudang.
-       Mesin berhenti karena aliran listrik mati, dll.

Waktu Baku (waktu standar)
Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran, maka untuk menghitung waktu baku dapat menggunakan formulasi sebagai berikut :
WB = [ W siklus x RF ] x 100 / 100 - ALL
Keterangan :
WB = waktu baku
RF = penyesuaian (rating factor/performance rating)
All = kelonggaran (allowance)




Pengukuran Waktu Dengan Sampling Kerja
Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tenaga kerja dalam kondisi kerja atau menganggur.
Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus melainkan hanya sesaat pada waktu yang telah ditentukan secara acak/random.
Melakukan kunjungan ke tenaga kerja yang akan diukur waktunya secara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan random yang dikonversi ke satuan waktu.

Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan waktu pengamatan secara acak dan 90 kali pengamatan tenaga kerja dalam kondisi kerja/sibuk, maka porsentase tenaga kerja dalam kondisi sibuk adalah 90/100 = 0,9. Tenaga kerja dalam kondisi idle/menganggur adalah 10/100 = 0,1.

Selasa, 03 November 2015

PERSAMAAN KIMIA

Persamaan Reaksi adalah persamaan yang menunjukkan perubahan zat-zat yang terjadi selama reaksi kimia berlangsung. Zat zat yang terletak di sebelah kiri tanda panah disebut pereaksi (reaktan) dan zat-zat yang terletak di sebelah kanan tanda panah disebut hasil reaksi (produk).
Pereaksi -> Produk
Suatu persamaan reaksi kimia dapat ditulis dengan dua cara, yaitu persamaan perkataan dan persamaan simbol. Persamaan perkataan adalah persamaan kimia yang memberi nama pereaksi-pereaksi dan nama hasil reaksinya, misalnya hidrogen bereaksi dengan oksigen menghasilkan air.


Selain menggambarkan rumus kimia dari unsur-unsur yang terbentuk dari sebuah rekasi, persamaan reaksi juga menyatakan wujud zat yang terlibat dalam reaksi. Ditulis (s) untuk padat/ solid, (g) untuk gas, (l) untuk cair/ liquid, dan (aq) untuk larutan/ aqua dalam air.
Persamaan simbol adalah suatu singkatan dalam menguraikan suatu reaksi kimia. Simbol ini menggunakan rumus kimia dari pereaksi-pereaksi dan hasil reaksi, serta menggunakan tanda tambah (+) dan tanda panah (→). Persamaan reaksi ini menggambarkan hubungan zat-zat yang terlibat sebelum dan sesudah reaksi, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Perubahan dari pereaksi menjadi hasil reaksi digambarkan dengan tanda anak panah. Angka koefisien menyatakan jumlah partikel dari setiap pereaksi dan hasil reaksi. Angka koefisien dituliskan di depan rumus kimia zat, agar reaksi menjadi setara. Reaksi dikatakan setara jika jumlah atom di kiri sama dengan jumlah atom di kanan tanda anak panah, sehingga sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa.

Contoh:
Natrium Hidroksida direaksikan dengan asam klorida menghasilkan natrium klorida dan air.
Maka persamaan reaksinya:
Natrium Hidroksida + asam klorida → natrium klorida + air
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O (aq)
NaOH dan HCl disebut pereaksi/reaktan
NaCl dan H2O disebut hasil reaksi

Menuliskan Persamaan Reaksi
Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dalam tiga langkah sebagai berikut:
a. Menuliskan persamaan kata-kata yang terdiri dari nama dan keadaan zat (zat-zat) pereaksi serta nama dan keadaan zat (zat-zat) hasil reaksi.
b. Menuliskan persamaan rumus yang terdiri dari rumus kimia zat (zat-zat) pereaksi dan zat (zat-zat) hasil reaksi, lengkap dengan keterangan tentang wujud/ keadaannya.
c. Menyetarakan, yaitu memberi koefisien yang sesuai sehingga jumlah atom setiap unsure sama pada kedua ruas.
Contoh :
Alumunium bereaksi dengan larutan asam sulfat membentuk larutan Alumunium sulfat dan gas hydrogen
Langkah 1  : Menuliskan persamaan kata-kata
Alumunium + larutan asam sulfat  menghasilkan larutan alumunium sulfat + Gas hidrogen
langkah 2   : Menuliskan persamaan rumus
Al (s) + H2SO4 (aq)    —> Al2(SO4)3 (aq) + H2 (g)
Langkah 3  : Penyetaraan
Al (s) + 3H2SO4 (aq)   —> Al2(SO4)3 (aq) + H2 (g)

Persamaan reaksi yang sempurna disebut juga persamaan reaksi yang telah setara. Syarat-syarat persamaan reaksi setara sebagai berikut.

1.      Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.
2.      Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum kekekalan massa).
3.      Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus yang berwujud gas perbandingan koefisien juga menyatakan perbandingan volume asalkan suhu dan tekanannya sama).
4.      Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan rumus kimia yang benar.
5.      Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus dinyatakan dalam tanda kurung setelah rumus kimia.

Untuk membuat persamaan reaksi menjadi setara diperbolehkan mengubah jumlah rumus kimia (jumlah molekul atau satuan rumus), tetapi tidak boleh mengubah rumus kimia zat-zat yang terlibat persamaan reaksi. Jumlah satuan rumus kimia disebut koefisien.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai aturan persamaan reaksi kimia :
Persamaan reaksi menyatakan kesetaraan jumlah zat-zat yang bereaksi dengan jumlah zat-zat hasil reaksi. Unutuk menyatakannya digunakan rumus kimia zat-zat, koefisien reaksi, dan wujud zat.
Perhatikan contoh berikut:
2Na (s) + Cl2 (g) → 2NaCl (s)
Logam besi dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen.
Fe(s) + 2HCI (aq) -> FeCI2(aq) + H2(g)
Logam seng + larutan asam klorida, juga menghasilkan gas hidrogen.
Zn(s) + 2HC\(aq) -> ZnCI2(aq) + H 2{g)
a. Rumus kimia zat-zat
Zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dinyatakan oleh rumus kimianya. Rumus pereaksi diletakkan di ruas kiri dan hasil reaksi diletakkan di ruas kanan. Kedua ruas dihubungkan oleh tanda panah yang menyatakan arah reaksi.
b. Koefisien reaksi
Koefisien reaksi menyatakan jumlah partikel dari setiap pereaksi dan produk reaksi. Pada contoh di atas, 2 molekul Na bereaksi dengan 1 molekul Cl2 menghasilkan 2 molekul NaCl. Koefisien reaksi 1 umumnya tidak ditulis. Koefisien reaksi diberikan agar persamaan reaksi sesuai dengan Hukum Kekekalam Massa dari Lavoisier, yang menyatakan bahwa:
“ Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”
Karena massa suatu zat berbanding lurus dengan jumlah partikel (atom), maka hukum tersebut dapat pula berarti :
Jumlah atom dari setiap unsur di ruas kanan = Jumlah atom dari setiap unsur di ruas kiri

c. Wujud zat
Meskipun bukan keharusan, terkadang kita perlu mencantumkan wujud zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi. Wujud zat ditulis dengan singkatan dalam tanda kurung, sebagai subskrip di belakang rumus kimia zat yang bersangkutan.
Tabel 1 .Penulisan Wujud Zat

Wujud Zat
Subskrip
Padat (solid)
s
Cair (liquid)
l
Gas (gas)
g
Larut dalam air (aqueous)
aq


Contoh 1 :
Contoh 2 :